Direktur Utama PT. GNE : Sinergi dan Kolaborasi Fondasi Kuat Bangun Ekonomi Desa
Basis penguatan ekonomi dari desa salah satu terobosan semua sektor saat ini baik swasta maupun pemerintah dalam geliat memajukan ekonomi dari grassroot. Penguatan ekonomi desa melalui Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) sedang digenjot di NTB.
Dialog interaktif RRI Mataram di luar studio tepatnya di Kantor GNE Jumat 20 November 2020 menghadirkan Direktur Utama PT Gerbang NTB Emas, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Pemdes), dan Perwakilan Bank Indonesia NTB dengan tema Pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis desa. Pemberdayaan ekonomi dari desa sangat seksi akhir-akhir ini karena adanya resesi ekonomi yang melanda seluruh belahan dunia tapi tidak dialami oleh desa. Kekuatan perekonomian desa menjadi salah perhatian khusus oleh pemerintah lewat adanya Badan Usaha Milik Desa (Bumdes).
Samsul Hadi Direktur Utama PT Gerbang NTB Emas dengan program Mahadesanya memaparkan saat dialog berlangsung, GNE sudah mulai membangun ekosistem penguatan sektor ekonomi desa yang bersinergi dengan Bumdes setempat melalui pembuatan Trade Distribution Center (TDC) Mahadesa. Ada 1.143 desa yang ada di NTB, bisa dibayangkan bahwa satu Kepala Keluarga (KK) saja misalkan, menghabiskan 500.000 perbulan untuk kebutuhan primernya. Ambil satu contoh saja satu desa dengan jumlah KK 5.000. Satu bulan akan menghasilkan transaksi 2,5 Milyar, terus kita kalikan dengan sepuluh desa saja, uang akan berputar 2,5 Triliun perbulan.
Potensi kekuatan ekonomi dari desa ini menjadi potensi besar yang perlu atensi khusus semua stakeholder dan pihak terkait. Saat ini GNE dengan Mahadesanya berkolaborasi dengan Bumdes membuat Trade Distribution Center (TDC) Mahadesa disetiap desa. Saat ini ada 25 desa yang ada di Lombok Barat sudah memilki TDC Mahadesa dan juga menjadi role model yang sudah running. Di TDC Mahadesa ini masyarakat bisa membeli kebutuhan sehari-harinya lewat Gadget atau Hpnya dengan taking order, barang langsung dibawa kepemesannya. Semua barang yang ada di TDC Mahadesa juga bersumber dari data kebutuhan masyarakat setempat sehingga sangat membantu, harga yang ditawarkan juga sangat kompetitif. Adanya TDC Mahadesa juga membuka lapangan kerja untuk pemuda dan masyarakat setempat. Cita-cita besar dari Mahadesa kedepannya adalah adanya kolaborasi yang masif antar desa se-NTB melalui mapping potensi desa. Misalkan Desa A mempunyai potensi perikanan, akan berkolaborasi dengan Desa B yang punya potensi perkebunan. Semua desa se-NTB akan tergali potensi sumber daya alam serta SDMnya.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Pemdes) Dr. H. Ashari menuturkan salah satu pilar ekonomi saat ini adalah penguatan ekonomi dari desa yang mempunyai dampak yang sangat signifikan untuk kesejahtraan masyarakat. Terimakasih kami sampaikan kepada GNE yang menjadi inisiator pemberdayaan dan pengutan ekonomi lewat TDC Mahadesanya. Model bisnis TDC Mahadesa yang berkolaborasi dengan Bumdes harus dimasifkan. Sementara Bank Indonesia NTB yang diwikili Pak Iwan lebih menekankan dengan digitalisasi desa sehingga mudah diakses oleh siapapun dan dimanapun. Era digital 4.0 menjadi langkah maju untuk terus mengikuti kemajuan teknologi saat ini.
PT. GNE dengan program TDC Mahadesanya sudah mulai dengan layanan perbank kan yang bisa menjadi lebih mudah bertransaksi. Layanan internet sampai pelosok desa saat ini bukan menjadi kendala, hampir semua masyarakat melek dengan teknologi. Handphone android saat ini sudah dilengkafi dengan fitur-fitur yang bisa digunakan untuk pembayaran non tunai atau e -Wallet. Semua ini tidak terlepas dari niat dan kolaborasi untuk mewujudakn NTB yang gemilang dari sisi ekonomi tambahnya.